Perguruan Silat Tadjimalela
Disusun oleh Tim Shangkala
Tadjimalela adalah seorang leluhur Sunda. Selain itu, tak banyak yang mengetahui bahwa Tadjimalela merupakan nama sebuah perguruan silat yang bermarkas di bandung, Jabar. Awal perkenalan kami dengan silat Tadjimalela kala 2 tahun silam. Kami berkunjung ke Abah Iyan (panggilan akrab Alm. R. Iyan Koesoemahdinata, mantan Ketua Umum PS Tadjimalela). Di rumah beliau kami menyaksikan dengan mata kepala kami sebuah demo silat Tadjimalela. Peraganya adalah Kang Cecep (panggilan akrab dari Tjetjep Sadikin, pelatih senior Tadjimalela). Hanya sekitar 10 menit kang Cecep mengeluarkan jurus-jurus Tadjimalela.Gerakannya sangat cekatan, cepat, terarah dan kuat. Wow! Kami semua takjub. Betapa tidak jurus-jurus tersebut sederhana, singkat tapi mematikan. Tak banyak membuang-buang gaya dan waktu. Langsung pada sasaran. Apalagi saat kang Cecep menggunakan kujang pada demo yang menggunakan alat. Kami yang menonton terkesima, tak bicara sepatah katapun. Kami merasakan adanya energi dari gerakan-gerakan silat ini, sangat besar. Kami jadi ikut berpeluh dan ikut penuh semangat. Ini merupakan revolusi silat nusantara! Sejak saat itulah kami mencari tahu lebih dalam tentang silat Tadjimalela.
Sejarah Perguruan Silat Tadjimalela
Perguruan silat Tadjimalela didirikan pada tanggal 4 Agustus 1974 oleh R. Djadjat Koesoemahdinata atau lebih terkenal dengan nama Kang Djadjat Paramour.
Nama Tadjimalela diambil dari salah nama seorang Raja/Prabu dari kerajaan Sumedang Larang, Jawa Barat. Digunakanya nama Tadjimalela adalah karena menurut silsilah, R. Djadjat Koesoemahdinata masih mempunyai hubungan kerabat dengan keluarga prabu tersebut. Selain itu nama Tadjimalela didapat melalui proses tafakur dan munajat kehadirat Allah SWT.
Berawal dari ketidak puasan Kang Djadjat dalam mempelajari ilmu silat, yang pada waktu itu hanya diberikan seni ibingnya dari seorang guru pencak, sementara ia menghendaki jurus-jurus praktis yang dapat digunakan jika terjadi perkelahian, maka ia pun terdorong untuk mencari lebih dari apa yang diterimanya.
Hal lain yang mendorong untuk mencari dan mempelajari ilmu silat adalah rasa keperihatinannya melihat perkembangan beladiri asing yang demikian maraknya pada waktu itu. Padahal pencak silat yang merupakan warisan para leluhur bangsa Indonesia seolah tersisih dan tidak mendapat perhatian, baik dari masyarakat sendiri maupun dari pemerintah. Kedua hal itu melahirkan suatu cita-cita yang kuat untuk menjadi seorang guru silat yang terkenal, dan menempatkan pencak silat sejajar atau lebih dari beladiri asing yang berkembang khususnya di Jawa Barat.
Cita-cita dan keinginan yang demikian kuat dan ditindaklanjuti beliau dengan sering berpuasa dan mendatangi tempat-tempat pertapaan. Waktu itu Kang Djadjat meninggalkan rumah selama empat hari. Sesampai di rumah, Kang Djadjat berada dalam keadaan shock, tidak mampu berbicara. Empat hari kemudian barulah ia dapat menceritakan semua kejadian itu kepada kakaknya, R. Iyan Koesoemahdinata, yang menjadi ketua umum Perguruan Silat Tadjimalela pusat.
Pulang dari pengembaraan, beliau sering terlihat berlatih didepan cermin. Ia pun mulai mengajarkan beberapa jurus kepada teman-teman dan tetangga dekatnya di kawasan Jl.Dulatip, Bandung. Setelah merasa matang dalam jurus-jurusnya, barulah terpikir olehnya untuk mendirikan sebuah perguruan silat. Ia melakukan shalat malam dan berpuasa, memohon kepada Allah SWT agar diberikan nama untuk perguruan silat dengan jurus-jurus yang ia ciptakan sendiri. Akhirnya ia mendapat petunjuk agar memberi nama TADJIMALELA kepada perguruan silatnya. Setelah mendapat dukungan dari keempat kakaknya, maka pada tangal 4 Agustus 1974 diresmikanlah perguruan silat Tadjimalela.
Ada tujuh orang yang dianggap sebagai murid pertama, yang dijuluki PASUS (Pasukan Khusus). Mereka adalah Nang Martha, Buci Budiman, Wahya, Dedi AR, Barli, Oki Surya Hidayat (Ook).
Setelah bernaung di bawah IPSI 1975, Kang Djadjat mulai mengarahkan jurus-jurusnya ke teknik yang dapat digunakan dan disahkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam olahraga.
6 Juli 1995 di usia 50 tahun, Kang Djajat pulang ke pangkuan ibu pertiwi. Sebuah pesan yang disampaikannya untuk generasi penerusnya sebelum beliau meninggal : “Tadjimalela Kudu Hirup Sarebu Taun Deui” atau “Tadjimalela harus hidup seribu tahun lagi”.
PANCA DARMA
Kalau R. Djdjat Koesoemahdinata lebih banyak mengajarkan ilmu gerak, maka penggatinya R. Iyan Koesoemahdinata lebih menitik beratkan pembinaan mental spiritual, sehingga lengkaplah Perguruan Silat Tadjimalela ini menjadi perguruan silat yang tidak hanya mengajarkan ilmu gerak saja (olah raga, belaraga,seni budaya), melainkan juga mental spiritual.
Untuk menghindari terjadinya pengkultusan nama Tadjimalela, maka R. Iyan Koesoemahdinata menjabarkannya dalam PANCA DARMA, yang merupakan falsafah bagi segenap anggota Perguruan Silat Tadjimalela sebagai berikut :
PANCA DARMA TADJIMALELA :
TA Taklukan nafsu jahat dalam diri
DJI Djiwa murni pangkal keluhuran budi
MA Mantapkan rasa penyerahan diri terhadap Tuhan
LE Lekatkan keberanian ditaraf kebenaran
LA Lapangkan rasa kerendahan hati dimata kesombongan
Gb : Abah Iyan
Bagi kebanyakan murid, pengajaran hanya sampai pada tingkatan olah raga, bela raga dan seni budaya. Sedangkan inti kedalaman pengajaran Tadjimalela tidak diberikan sembarangan pada tiap murid. Karena pemahaman Panca Darma bukan seperti pemahaman silat-silat yang lain. Bukan dengan ilmu kekebalan dsb.Ini berhubungan dengan kesadaran jiwa yang tercukupi, yang matang untuk masuk ke alam diri. Sehingga tidak semua murid sanggup masuk sampai pengajaran inti (spiritual) Tadjimalela.
Pesan luhur yang diberikan Abah Iyan pada para penerusnya adalah untuk bakti, menghormati orang tua. Karena itu dasar bagi orang melangkah di bumi.
Prinsip Tadjimalela :
« Batur Usik Urang Anggeus « = « Orang lain bergerak kita selesai «
« Maju terus pantang mundur« = « Cicing (diam) celaka. Mundur Neraka «
LAMBANG TADJIMALELA
- Gagak (Gagah & Galak)
- Dari Gagak menuju ke Maung (Manusia Unggul-Manusia Luhung)
Burung Gagak
• Diambil dari salah satu jurus Tadjimalela.
• Memiliki sifat lincah dengan indra penciuman yang tajam.
• Secara psikologis memiliki kharisma magis.
• Warna hitam ( dalam bhs.sunda hideung ) memiliki arti inisiatif.
Bentuk segi lima
• Falsafah perguruan yaitu Panca Darma.
Lingkaran Dalam Berwarna Oranye
• Melambangkan semangat menjunjung tinggi kebenaran.
• Gambar hati yang terang benderang bagaikan bulan purnama.
Warna Biru
• Setiap gerak langkah senantiasa memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Lingkaran Luar
• Melambangkan angka nol (tidak ada) atau tidak adanya pengakuan
• Sikap pasrah/berserah diri
Warna Emas
• Prilaku Panca Darma akan melahirkan manusia yang tak ternilai harganya.
- Olah rasa
- Olah pikir
- Olah gerak
Tingkatan Tadjimalela :
- Dasar ( 1 – 4 )
- Lanjutan ( 1 – 4 )
- Pendekar:
2. Pendekar Madya
3. Pendekar Utama
Lama masing-masing tingkatan dapat sesuai standar atau dapat dipercepat sesuai pola latihan yang cepat. Dari mulai per 3 bulan sampai yang kursus kilat weekend.
Prosesi
Tadjimalela juga mengembangkan seni budaya silat. Berbagai event hajatan (perkawinan, sunatan dsb) dapat dilakukan prosesi ala Tadjimalela. Menggunakan pakaian khusus prosesi, pasukan Tadjimalela menjadi ganteng dan anggun namun tetap mempunyai kharisma gagah dan galak.
Prestasi Yang Telah Dicapai PS Tadjimalela :
- Juara Umum I pada pertandingan antar Perguruan Silat se-Jabar dan DKI Jakarta sejak tahun 1980
- Juara Umum I Kejuaraan Nasional Pencak Silat antar Perguruan se-Indonesia sejak tahun 1990an
- Atlit-Atlit Tadjimalela dan pelatih dari tadjimalela masuk dan timnas sehingga membawa Indonesia meraih banyak mendali emas pada kejuaraan PON, SEA GAMES dan Kejuaraan Silat Dunia lainnya
Dalam dunia persilatan, nama Tadjimalela sudah cukup mendunia. Tidak hanya para atlit utusan Tadjimalela, tapi juga para pelatih dan juri utusan Tadjimalela telah mampu membawa timnas silat Indonesia ke kejuaraan silat Internasional sebagai juara umum mengalahkan tim silat negara pesaingnya. Hal ini merupakan prestasi yang mengharumkan bangsa Indonesia dalam bidang seni budaya. Sudah sepatutnya perguruan silat Tadjimalela yang beranjak dari perguruan lokal dengan management lokal, mampu lebih berkembang ke tingkal global dengan management profesional.
Duka Tadjimalela
5 November 2008 merupakan duka ke dua bagi PS Tadjimalela. Setelah ditinggalkan pendirinya Kang Djajat pada 6 Juli 1995, menyusul kakaknya yang menjabat sebagai Ketua Umum Tadjimalela turut berpulang ke pangkuan Ilahi yaitu Abah Iyan (R. Iyan S. Koesoemadinata).
Tadjimalela memang berduka, namun tetap nampak ada semangat dari para penerusnya yang konsisten dalam pengembangan ke depan Tadjimalela di dunia persilatan.
Tadjimalela Hidup Seribu Tahun Lagi !
Kontak PS Tadjimalela
Untuk informasi pelatihan Tadjimalela lebih lanjut, serta prosesi dalam berbagai even, silahkan hubungi :
Bapak Sutarna S.Pd
Jl.Cijerokaso No.23 RT 03/10
Kel Sarijadi Kec Sukasari
Bandung 40151
+62818225895
Tjetjep Sadikin
Jl. Sukagalih II No.130 RT 06/08
(belakang Paris Van Java Sukajadi)
Kel. Cipedes. Kec. Sukajadi.
Bandung 40162
+6281321474114
A. Sari @ Shangkala (you may use English language here)
e-mail : artshangkala@gmail.com
Phone : +6221-68570729
SALAM TADJIMALELA !
Artikel dan Info terkait :
Pelatihan PS Tadjimalela
Prosesi Ala PS Tadjimalela
Pengalaman Pelatih Silat Lokal di Kancah Global
Momen Pelatihan dan Kejuaraan Timnas Indonesia
PS Tadjimalela – Konsolidasi Batin dalam Halal bi Halal
Kerajaan Sumedang Larang
Pencak Silat, Warisan Budaya Bangsa
Senam Sehat Seumur Hidup
Yoga Class
Kelas Yoga & Singing Bowl (Genta Tibet)
Asanas Yoga, Jiwa Gembira Melalui Gerakan-Gerakan Tubuh
Asanas Yoga. Healthy & Happy of Body & Soul
Yoga & Book Discussion
Prenatal Yoga
Yoga Ibu Hamil
Meditasi
Rileksasi Dalam
Meditation
Bali Classical Dance Course
Manusia & Fitrahnya
Reiki di Pulau Dewata Bali
Rain Stopper
Nerang
Seniman Pelukis Tokoh-Tokoh Besar Dunia
Thanks for What We Have – Music Performance at the Orphanage
Menapaki Perjalanan Sunda
Ki Sunda di Tatar Sunda – Indonesia
Ki Sunda di Tatar Sunda
Kalender Sunda & Revisi Sejarah
Makanan Sunda
Susunan Warna Kasundaan
Surya Candra Bhuana
0 komentar:
Posting Komentar